Welcome!!

Golongan Kanan @ aghabotlers.blogspot.com

"Kemiskinan mungkin tetap ada. Pastikan saja, itu bukan pada kita. Kebodohan tetap ada. Pastikan saja, itu bukan pada kita. Bukannya kita malah membenarkan dan memelihara kebodohan."



China Vs Indonesia from WikiLeaks

2010/12/16

Situs WikiLeaks kembali melansir kawat diplomatik Kedubes Amerika Serikat. Disebutkan, China rupanya bisa menyetir arah pembangunan di Indonesia agar sesuai dengan kepentingan mereka. Apa yang harus Indonesia lakukan?

Menurut Kepala Bidang Perkembangan Politik Internasional LIPI, Andriana Elizabeth, sebagai negeri raksasa, China memang berupaya untuk menancapkan pengaruh-pengaruhnya ke belahan dunia, termasuk Indonesia.

"Bukan hanya di Indonesia saja, bahkan ke Afrika pun, dimana Indonesia tak punya perhatian sama sekali, China juga masuk," kata Andriana dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (15/12/2010) malam.

Sebagai negara yang memiliki banyak sekali sumber daya, Indonesia ibarat sebuah rumah megah dengan pekarangan luas, yang membuat banyak orang ingin mampir. Meski dari segi keamanan berbisnis belum maksimal, Indonesia menurut Andriana masih dianggap menarik bagi kekuatan-kekuatan ekonomi dunia, termasuk China.

"Indonesia selama ini jadi primadona. Banyak sekali proposal masuk ke RI, karena segalanya kita punya. Akhirnya kepentingan negara-negara lain termasuk negara besar masuk," tutur Andriana.

Bahkan, menurut Andriana, Amerika Serikat pun takut dengan sikap China yang agresif ini.

Lalu apa yang harus dipersiapkan Indonesia untuk menghadapi ancaman China? Menurut Andriana, sebenarnya ancaman China atas pembangunan di Indonesia seperti halnya yang dibocorkan oleh WikiLeaks bukanlah hal baru. Dalam dunia nyata, cengkraman China telah memasuki banyak lini kehidupan, termasuk memberi alternatif kepada masyarakat dengan menawarkan produk murah, dengan kualitas China tentunya.

"Tapi mau gimana lagi, masyarakat kita mampunya membeli produk-produk China. Daya beli masyarakat kita memang cuma bisa segitu."

"Oleh karenanya kita harus mempunyai kebijakan ekonomi yang bukan hanya menitikberatkan pertumbuhan saja. Melainkan juga pemerataan," imbaunya.

Menurut Andriana, sebenarnya Indonesia mampu bersaing dengan China. Asalkan pembenahan-pembenahan di berbagai bidang harus dilakukan.

Dia mencontohkan, selama ini para menteri di bidang ekonomi memang telah melakukan pekerjaannya masing-masing. Tapi sayangnya mereka satu sama lain tidak saling koordinasi dengan baik. Celah-celah seperti inilah yang menurut Andriana dimanfaatkan oleh China. Belum lagi tak banyak orang Indonesia yang paham betul dengan bahasa China. Padahal, dokumen-dokumen ekonomi mereka semuanya berbahasa Mandarin.

"Sementara kita cuma bisa meraba-raba dokumen-dokumen mereka yang berbahasa mandarin itu," ujarnya.

Terlebih menurut Andriana saat ini Indonesia terlalu disibukkan dengan perdebatan-perdebatan tidak penting menyangkut masalah politik dalam negeri. "Padahal politik itu jelas. Bagaimana mendapatkan kekuasaan dan mengelolanya untuk kesejahteraan rakyat. Tapi saat ini justru tidak dilakukan. Semuanya demi uang."

"Ribut-ribut tidak perlu lah. Apalagi yang soal RUUK DIY itu. Jadi tambah masalah," tutup Andriana.

0 komentar:

Posting Komentar